
Gorontalo, 12 Mei 2025 – Kunjungan Anggota DPR RI Komisi XII, Drs. H. Rusli Habibie., M.A.P. ke lokasi pembangunan Bendungan Bulango Ulu disambut hangat oleh perwakilan Balai Wilayah Sungai Sulawesi II Gorontalo. Bapak Haris Djafar, S.T., M.T. yang Mewakili Kepala Balai, menyampaikan terima kasih atas kunjungan tersebut dan mengabarkan bahwa progres pembangunan bendungan telah mencapai 84 Persen. Ia optimistis pekerjaan timbunan tubuh bendungan akan rampung pada tahun 2025 ini dan mulai dilakukan pengisian air (Impounding) pada tahun berikutnya.
“Bendungan ini merupakan yang pertama di Gorontalo. Kami berharap kedepannya potensi pembangunan bendungan lainnya, seperti di Bone dan Kayu Merah, juga bisa diperjuangkan karena fungsinya sangat strategis dalam mereduksi banjir, mendukung pariwisata, dan pasokan air untuk Pembangkit Listrik,” ungkapnya.
Kepala Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BP DAS) turut menambahkan bahwa bendungan ini merupakan kebanggaan masyarakat Gorontalo. Ia menekankan pentingnya daerah tangkapan air di hulu dalam menentukan fungsi dan umur bendungan. Dengan luas tangkapan air mencapai 24 ribu hektare, sekitar 80 persen berada di kawasan Taman Nasional Bogani Nani Wartabone. Dari lahan kritis seluas 5.300 hektare, sebanyak 3.200 hektare berada di luar kawasan hutan dan telah terbuka.
“Umur bendungan sangat dipengaruhi oleh kondisi tangkapan air di hulu. Jangan sampai seperti di daerah lain, di mana bendungan tidak berfungsi sesuai yang direncanakan karena kawasan hulu tidak dijaga,” ujar Kepala BP DAS.
Dalam kesempatan itu, Rusli Habibie menyatakan rasa bangganya atas capaian pembangunan bendungan yang menjadi bagian dari perjuangannya sejak awal. Meski Kementerian PU adalah mitra Komisi V, ia tetap mengikuti perkembangan proyek ini karena keberadaannya sangat strategis bagi masyarakat.
“Saya pantau terus dari Jakarta. Awalnya saya perjuangkan tiga bendungan: Kayu Merah, Dumbaya Bulan, dan Bulango Ulu. Saya sudah diskusikan agar jalur Atinggola - Gorontalo Outer Ring Road bisa tembus ke sini. Pekerjaan harus cepat tapi tetap sesuai spesifikasi,” tegasnya.
Ia juga berharap kawasan sekitar bendungan dapat dikembangkan sebagai agrowisata dengan penanaman tanaman produktif seperti durian dan langsat, mengingat Bone Bolango dikenal dengan komoditas tersebut.
Ketua Forum DAS, Pak Wawan, turut memberikan apresiasi kepada Rusli Habibie yang dinilainya berperan penting dalam memperkuat Forum DAS sejak tahun 2008, termasuk mendorong lahirnya perda tentang Forum DAS.
“Khusus untuk DAS Limboto, kami telah melakukan edukasi lingkungan di tahun 2024, dimulai dari anak-anak SD dengan pendampingan guru penggerak. Kami juga bekerja sama dengan sekolah dari Jepang dalam dua sesi edukasi, dengan fokus utama pada penanganan sampah,” jelas Wawan.
Kunjungan ini menjadi momentum penting dalam mendorong sinergi antar pihak untuk menyukseskan proyek bendungan dan menjaga keberlanjutan daerah aliran sungai di Gorontalo.